Kerusuhan Sampit dengan korban ratusan jiwa ternyata hanya bermula dari
perkelahian siswa SMK di Baamang. Perkelahian itu melibatkan anak warga
Dayak dan Madura.
Perkelahian siswa itulah, yang kemudian memicu konflik antarkeluarga, antaretnis, hingga pembantaian sampai pengusiran puluhan ribu warga Madura. Anak polah, bapa kepradah. Pepatah Jawa yang berarti anak berbuat, orang tua ikut terlibat ini terjadi atas diri keluarga Matayo. Warga asal Madura yang sudah lama tinggal di Baamang, Sampit, ini tak terima anaknya berkelahi dengan anak warga Dayak. Tapi, keterlibatan Matayo atas perkelahian anaknya ini malah memicu kegeraman warga dayak. Lalu, dibuatlah perhitungan.
Minggu dini hari sekitar pukul 03.00 (18 Februari) sekelompok pemuda Dayak menyerang dan membunuh Matayo. Tiga orang anggota keluarganya ikut tewas. Itu versi warga Madura. Versi warga Dayak agak berbeda lagi. Mereka bilang, eksekusi terhadap Matayo dan keluarganya terjadi karena yang bersangkutan sering melakukan tindak kriminal. Warga setempat pun jengkel karena sering dirugikan. Hanya empat jam, eksekusi Dayak terhadap Matayo ini menyebar.
Warga Madura tak bisa menerima. Sejumlah warga pendatang ini lantas menyatroni Ketua Lembaga Musyawarah Masyarakat Dayak, Seruyan Tengah, untuk membalas dendam. Lengkap dengan berbagai senjata, warga Madura ini minta Iniel menyerahkan pembunuh Matayo yang bersembunyi di rumahnya. Mereka mengancam akan membakar kalau pelaku tidak diserahkan.
Perkelahian siswa itulah, yang kemudian memicu konflik antarkeluarga, antaretnis, hingga pembantaian sampai pengusiran puluhan ribu warga Madura. Anak polah, bapa kepradah. Pepatah Jawa yang berarti anak berbuat, orang tua ikut terlibat ini terjadi atas diri keluarga Matayo. Warga asal Madura yang sudah lama tinggal di Baamang, Sampit, ini tak terima anaknya berkelahi dengan anak warga Dayak. Tapi, keterlibatan Matayo atas perkelahian anaknya ini malah memicu kegeraman warga dayak. Lalu, dibuatlah perhitungan.
Minggu dini hari sekitar pukul 03.00 (18 Februari) sekelompok pemuda Dayak menyerang dan membunuh Matayo. Tiga orang anggota keluarganya ikut tewas. Itu versi warga Madura. Versi warga Dayak agak berbeda lagi. Mereka bilang, eksekusi terhadap Matayo dan keluarganya terjadi karena yang bersangkutan sering melakukan tindak kriminal. Warga setempat pun jengkel karena sering dirugikan. Hanya empat jam, eksekusi Dayak terhadap Matayo ini menyebar.
Warga Madura tak bisa menerima. Sejumlah warga pendatang ini lantas menyatroni Ketua Lembaga Musyawarah Masyarakat Dayak, Seruyan Tengah, untuk membalas dendam. Lengkap dengan berbagai senjata, warga Madura ini minta Iniel menyerahkan pembunuh Matayo yang bersembunyi di rumahnya. Mereka mengancam akan membakar kalau pelaku tidak diserahkan.
Tapi, 39 orang di dalam rumah Iniel tidak keluar. Warga Madura mulai tidak sabar. Mereka melemparkan apa saja ke pagar dan kaca rumah. Bahkan, ada yang berusaha membakar rumah. Mendengar ribut-ribut, polisi datang, lalu mengamankan 39 orang yang ada di rumah Iniel. Sebagian memang mengaku membunuh Matayo. Tapi, warga Madura tidak puas dan mengarahkan amarahnya ke warga Dayak yang lain. Beberapa rumah warga Dayak dibakar. Nasib tragis dialami Jihan atau Seyan, seorang purnawirawan TNI AD. Seyan beserta ketujuh anak dan cucunya yang kabarnya masih kerabat Iniel dibakar hidup-hidup dalam rumahnya. Sejak hari itu, warga Madura menguasai Sampit. Dengan mengacung-acungkan senjata, puluhan warga Madura pawai keliling kota. Mereka menggunakan berbagai kendaraan, mulai roda dua sampai roda empat. Mereka tak hanya berpawai. Setiap bertemu warga Dayak, mereka mengejar dan membunuhnya. Sedikitnya, sepuluh rumah dibakar.
Tujuh orang tewas saat warga Madura menguasai Sampit. Bahkan, seorang ibu muda hamil tujuh bulan ikut dibunuh dengan dirobek perutnya. "Itu fakta," kata Bambang Sakti, tokoh muda Dayak asal Sungai Samba. Situasi itu membuat Sampit Minggu malam mencekam. Listrik padam total. Pembakaran di perkampungan warga di Jalan Baamang berlangsung sporadis. Pengungsi mulai membanjiri gedung pertemuan di depan rumah jabatan bupati sampit. Tapi, kemudian dialihkan ke kantor bupati.
Yang mengungsi bukan hanya warga Madura. Juga Dayak dan Cina. Mereka berdesak-desakan mengungsi. Ini terjadi karena mereka belum tahu betul siapa yang menguasai jalanan di Sampit malam itu, Madura atau Dayak. Di pengungsian, Madura dan Dayak malah rukun.”Saya saat itu ikut mengungsi” ujar seorang wartawan lokal. Untuk menghadang orang Dayak keluar-masuk Sampit, warga Madura melakukan penjagaan di pertigaan Desa Bajarum yang mengarah kota Kecamatan Kota Besi.
Penjagaan juga terjadi di Perenggean, Kecamatan Kuala Kuayan, dan desa-desa pedalaman Hilir Mentayan. Selama berpawai itu, warga Madura terus berteriak-teriak mencari tokoh Dayak. "Mana Panglima Burung? Mana tokoh Dayak?" tantang mereka. Tak hanya itu, seorang tokoh Madura melakukan orasi lewat pengeras suara, "Sampit akan jadi Sampang kedua, Sampit jadi Sampang Kedua".
Mereka juga memasang spanduk: Selamat datang orang Dayak di kota Sampang, Serambi Mekkah. "Spanduk itu yang kami cari sekarang," kata Bambang Sakti. Bambang juga bilang telah menemukan sejumlah bom di rumah-rumah warga Madura. "Ini bukan isapan jempol," tuturnya. Sedikitnya, pasukan Dayak sudah menyerahkan 300 bom yang ditemukan di rumah warga Madura. Begitu juga beberapa pucuk pistol. "Tidak tahu bagaimana tindak lanjutnya," jelasnya. Kabarnya, bom-bom itu dirakit di Jawa, lalu dikirimkan ke Sampit. Tapi, sumber Jawa Pos menyebutkan, bom rakitan dibuat di Sampit. Lalu, didistribusikan ke berbagai warga Madura di kecamatan.
Mereka bilang bom itu untuk mempertahankan diri jika sewaktu-waktu diserang warga Dayak. Tapi, karena bom itu pula, 112 warga Madura di Kecamatan Perenggean dibantai di lapangan kecamatan. Ini setelah warga Dayak menemukan bom di rumah seorang warga Madura.
Melihat aksi penguasaan warga pendatang itu, warga Dayak tak tinggal diam. Mereka lantas membawa bala bantuan pasukan dari Dayak pedalaman. Warga Dayak yang tiba lebih dulu melakukan perlawanan sporadis. Selasa malam (20 Februari), peta kekuatan mulai berbalik.
Warga Dayak pedalaman dari berbagai lokasi daerah aliran sungai (DAS) Mentaya, seperti Seruyan, Ratua Pulut, Perenggean, Katingan Hilir, bahkan Barito berdatangan ke kota Sampit melalui hilir Sungai Mentaya dekat pelabuhan. Pasukan Dayak pedalaman yang rata-rata berusia muda tak lebih 25 tahun membekali diri dengan berbagai ilmu kebal. Jumlahnya sekitar sekitar 320 orang.
Pasukan itu lalu menyusup ke daerah Baamang dan sekitarnya, pusat permukiman warga Madura. Meski dalam jumlah kecil, kemampuan bertempur pasukan khusus Dayak sangat teruji. Buktinya, mereka mampu memukul balik warga Madura yang terkosentrasi di berbagai sudut jalan Sampit. Dengan ilmu kebal, mereka melawan ribuan warga Madura. Bahkan, mereka sanggup menghadapi bom yang banyak digunakan warga Madura. Dalam bentrok terbuka, seorang warga Madura melemparkan bom ke arah pasukan Dayak. Tapi, bom dapat ditangkap dan dilemparkan kembali ke arah kerumunan Madura. Meledak. Puluhan warga Madura tewas seketika. Selain kebal senjata, pasukan Dayak pedalaman tidak mempan ditembak. Mereka justru memunguti peluru untuk dikantongi. Karena itu, polisi juga keder.
Sejak itu, mental Madura pun langsung down. Strategi yang diterapkan warga Dayak dalam serangan balik cukup jitu. Selain masuk lewat Baamang, sekitar empat perahu penuh pasukan dayak tidak langsung merapat ke bibir sungai.
Mereka berhenti di seberang sungai Mentaya. Baru berenang menuju kota pinggir sungai di tepian kota Sampit. Strategi ini untuk menghindari pengawasan orang Madura. Lantas, secara tiba-tiba, mereka muncul dan menyerang permukiman Madura. Madura pun dibuat kocar-kacir. Pasukan Dayak pedalaman terus bergerak ke kantong-kantong tokoh Madura. Seperti, Jalan Baamang III, Simpong atau dikenal Jalan Gatot Subroto, dan S. Parman. Rumah tokoh Ikatan Keluarga Madura (Ikama) Haji Marlinggi yang cukup megah di Jalan DI Panjaitan tak luput dari sasaran. Banyak pengawal penguasa Pelabuhan Sampit itu yang terbunuh. Sebagian lari. Sejumlah becak bekas dibakar berserakan di halaman rumah yang hancur.
Rumah tokoh Madura lain seperti Haji Satiman dan Haji Ismail juga dihancurkan. Tidak terkecuali rumah Mat Nabi yang dikenal sebagai jagonya Sampit. Padahal, rumah tokoh-tokoh Madura yang berada di Sampit, Samuda, maupun Palangkaraya tergolong cukup mewah. Serangan pasukan inti Dayak kemudian diikuti warga Dayak lain. Mereka mencari rumah dan warga di sepanjang kota Sampit. Ratusan warga Madura dibunuh secara mengenaskan, lalu dipenggal kepalanya.
Hari-hari berikutnya gelombang serangan suku Dayak terus berdatangan. Bahkan, sebelum menyerang, seorang tokoh atau panglima Dayak lebih dulu membekali ilmu kebal kepada pasukannya. Karena itu, saat melakukan serangan, biasanya mereka berada dalam alam bawah sadar.
Uniknya, mereka juga dibekali indera penciuman tajam untuk membedakan orang Madura dan non-Madura. "Dari jarak sekitar 200 meter, baunya sudah tercium," ujar. Itu tak berlebihan. Saat ada evakuasi, di tengah jalan seorang warga Madura disusupkan. Dia dikelilingi warga non-Madura. Sebelum masuk ke lokasi penampungan, mereka kena sweeping Dayak. Meski orang itu ada di tengah pengungsi, masih juga tercium dan disuruh turun. Tanpa ampun, laki-laki tadi dibantai.
Agar serangan ke perkampungan Madura terkendali, para komando warga Dayak menggunakan Hotel Rama sebagai pusat komando penyerangan. Bahkan, di hotel itulah pasukan diberi ramuan ilmu kekebalan oleh para panglima. Saat digerebek, aparat menemukan beberapa kepala manusia. Tapi, para tokohnya sempat meloloskan diri. Kini, di depan hotel bertingkat dua itu dibentangkan police line.
Berada di atas angin, pasukan Dayak lalu melebarkan serangan ke berbagai
kota Kecamatan Kotawaringin Timur. Sasaran pertama, Samuda, ibu kota
Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, dan Parebok yang banyak dihuni warga
Madura. Samuda dan Parebok jadi sasaran setelah Sampit karena banyak
tokoh Madura tinggal di daerah itu. Di Parebok juga ada Ponpes Libasu
Taqwa.
Ponpes yang diasuh Haji Mat Lurah ini juga dijadikan tempat berlindung banyak warga Madura. Warga Madura di kecamatan lain pun tidak lepas dari buruan. Misalnya, Kuala Kuayan. Ratusan korban jatuh dengan kepala terpenggal. Kini, warga Dayak praktis menguasai hampir seluruh wilayah Kalimantan Tengah. Kecuali Pangkalan Bun. Kota ini aman karena hampir tak ada warga Madura yang tinggal di semua kota kecamatan. Penghuninya, saat itu, banyak yang lari menyelamatkan diri ke hutan, baik Palangkaraya, Sampit, maupun Samuda.
Bohong, kalau Gubernur Kalteng Asnawi Agani mengatakan orang Madura yang tewas 200 orang, meskipun itu informasi yang datang dari Posko Sampit. Hal ini dikatakan sejumlah orang Madura yang ikut naik KRI Teluk Ende 517. Dalam pelayaran menyusuri Sungai Mentaya (70 km), ABK dan pengungsi bisa melihat puluhan mayat yang mengapung di sepanjang sungai, dan sejumlah bangunan rumah warga Madura dan Pasar Sampit/Pasar Ganal yang tinggal temboknya yang hangus.
Dikatakan seorang pengungsi yang bekerja di penggergajian kayu, PT Sempagan Raya Sampit, Abdul Sari (30), bahwa yang tampak di sungai saja ada puluhan yang mengapung dan tersangkut di pinggir. Sementara yang hanyut dan tenggelam lebih dari 200 warga etnis Madura. "Ini baru yang di sungai, belum yang terserak di pinggir sepanjang Jl. Masjid Nur Agung saja tidak kurang dari 200 mayat," katanya.
Sementara di Jl. Sampit Pangkalan Bun, saat ini masih banyak mayat yang bergelimpangan di tepi jalan. Mayat-mayat itu hanya ditutupi dengan batu koral yang dibungkus karung sak. Tidak ada yang menolong untuk dimakamkan, kami tidak mungkin untuk melakukan itu. Sedang untuk bisa lolos dari kejaran dan tebasan mandau Dayak saja sudah bersyukur.
Abdul Sari juga mengatakan, sekarang pasukan Dayak tidak lagi membedakan siapa yang akan dibunuh. Awalnya yang diserang hanya etnis Madura, tapi kini semua pendatang, termasuk orang Jawa, dan Cina. Mereka bukan hanya ditebas lehernya saja, tapi juga dipenggal jadi beberapa potong.
Di mata etnis Madura, polisi setempat sudah kehilangan kepercayaannya lagi. Mereka (warga etnis Madura) mengaku, siangnya di sweeping dan senjatanya disita petugas, dan mereka (petugas) mengatakan, semua sudah aman dan tidak ada apa-apa lagi. Maka warga etnis Madura di Jl. Sampit Pangkalan Bun tenang-tenang saja dan percaya pada petugas. Ternyata malamnya diawali dengan suara kuluk,... kuluk,... kuluk,... sebentar kemudian pasukan Dayak muncul dan membunuhi warga Madura. Tidak ada yang tersisa, mereka yang menyerah maupun yang lari dibunuh. Umumnya mereka diserang pada malam hari, ratusan Dayak dengan suara kuluk..., kuluk..., sambug-menyambung muncul dari segala penjuru.
Esoknya warga etnis Madura mati mengenaskan dengan badan tanpa kepala lagi. Parebuk Menurut warga etnis Madura yang ikut KRI Teluk Ende, Sopian (56), warga yang banyak mati dari daerah Parebuk, Semuda. Karena warga Madura yang ada di sini tidak menghindar tapi melakukan perlawanan sengit. "Saat ini di sana yang tersisa tinggal wanita dan anak-anak," kata Sopian.
Sopian yang datang ke pengungsian dengan jalan menyusuri sungai mengatakan, dia berjalan sambil sembunyi-sembunyi di antara pohon hutan yang cukup lebat. Ternyata setelah 7 hari di pengungsian ia hanya melihat beberapa warga Madura dari Semuda. Berarti ada sedikitnya 500 orang Madura yang tewas melawan Dayak di Semuda. "Kalau masih hidup seharusnya perjalanan mereka tidak lebih dari satu atau dua hari saja," kata Sopian.
Sopian bersama pengungsi lain yang ada di pengungsian pun mengaku masih dibayang-bayangi pasukan suku Dayak. Bahkan ada isu bahwa kamp pengungsian di halaman Pemda Sampit akan diserbu oleh Dayak. Hal ini membuat warga Madura yang ada di pengungsian menjadi resah, di samping mereka sudah ketakutan, juga mereka sudah tidak memiliki senjata lagi.
Menurut Kilan, sejumlah orang Dayak membawa mayat orang Madura dengan geledekan keliling kota. Tidak sampai di situ, geledekan yang berisi orang Madura ditinggal begitu saja di depan Polres Sampit, Jl. Sudirman. Kekesalan warga Madura terhadap oknum polisi di Polsek Jl. Ba Amang Tengah semakin menjadi, seperti yang diungkapkan oleh Somad yang mendatangi kantor Polsek. Ia minta perlindungan setelah dikejar-kejar oleh sekitar 50 Dayak, Somad minta diantar ke tempat pengungsian. Kapolsek bukannya menolong tapi justru memanggil Dayak yang ada di sekitar situ. Somad mengaku lari ke belakang, dengan melompat lewat pintu belakang Polsek ia akhirnya lolos lari ke semak-semak. Ia sempat merangkak sejauh 300m sebelum lepas dari kejaran Dayak dan lari ke hutan. Dari hutan ini ia menyusuri tepian hutan dan akhirnya sampai ke tempat pengungsian. Ia pun bersyukur karena bisa ketemu dengan anak istrinya.
Seorang pengungsi, Choiri (40), dari Pasuruan mengatakan, ada peristiwa yang sangat mengenaskan dari daerah Belanti Tanjung Katung, Sampit. Sebanyak 4 truk pengungsi Parengkuan yang dibawa oleh orang yang mengaku petugas dengan mengatakan akan dibawa ke tempat penampungan pengungsi di SMP 2, akhirnya dibantai habis. Ternyata mereka yang mengaku petugas adalah pasukan Dayak, orang Madura disuruh turun dan dibantai. "Jika tiap truk berisi 50 pengungsi berarti ada 200 pengungsi yang tewas dibantai," kata Choiri.
Choiri mengatakan, yang dibantai itu semuanya wanita dan anak-anak. Begitu jemputan yang kedua tiba, yang diangkut adalah orang laki-laki dewasa, justru mereka selamat tidak di tempat pengungsian karena dikawal oleh Brimob dari Jakarta.
Liar Pengakuan seorang pengungsi, Titin (19), asli Lumajang, yang tinggal di Jl. Pinang 20 Sampit mengatakan, suaminya yang asli Dayak Kapuas yang kini ikut pasukan Dayak. Ia menceritakan, suaminya pernah bercerita padanya, mengapa orang Dayak menjadi pandai berkelahi dan larinya cepat bagai kijang. Awalnya suaminya enggan menjadi pasukan Dayak untuk membunuhi orang Madura. Tapi karena dihadapkan pada satu di antara dua pilihan, jadi pasukan atau mati, terpaksa suaminya memilih jadi pasukan Dayak. Saat itu ia disuruh minum cairan yang membuatnya ia menjadi berani, kemudian alisnya diolesi dengan minyak yang membuat ia melihat bahwa orang Madura itu berwujud anjing dan akhirnya harus diburu dan dibunuh. Makanya orang Dayak tidak punya takut, tidak punya rasa kasihan, ini menurut Titin karena sudah diberi minuman dan olesan minyak tertentu. Sehingga mereka mirip dengan jaran kepang yang sedang kesurupan, mungkin mereka kerasukan roh nenek moyangnya dan membunuh sesuai dengan perintah panglima perang suku Dayak.
Analisa
Prof H.K.M.A Usop, mantan Rektor Universitas Palangkaraya yang kini sebagai Ketua Presedium Lembaga Musyawarah Dayak Daerah Kalimantan Tengah (KPLMDDKT), mengakui kalau banyak pelanggaran, tindakan kriminal yang merugikan harta dan nyawa orang Dayak. Sebetulnya, setiap kali terjadi bentrok selalu diakhiri perdamaian. Tapi, setiap kali pula warga Madura melanggarnya. Begitu seterusnya. "Paling tidak sudah ada 15 kali perdamaian. Tapi, hasilnya sama selalu dilanggar warga Madura," kata Usop saat pertemuan tokoh masyarakat Dayak dengan DPRD Kalteng. Bahkan, saat pembuatan jalan Palangkaraya-Kasongan terjadi bentrok Dayak-Madura, tepatnya di Bukit Batu tahun 1983. Setelah bentrokan reda, dibuatlah perdamaian antara tokoh Dayak dengan tokoh Madura. Ada satu poin penting dalam perjanjian itu. Yakni, Warga Madura dengan sukarela akan meninggalkan Kalimantan Tengah jika melakukan pertumpahan darah terhadap warga dayak. Tapi, berkali-kali ada pertumpahan darah warga Madura jangankan pergi tapi makin banyak berdatangan ke Kalimantan. "Dokumen itu yang kini sedang kami cari," tambha Usop.
Menurut Dr Thamrin Amal Tomagola, sosiolog dari Universitas Indonesia, ada empat faktor utama akar konflik di Kalimantan, yaitu;
1. Terjadinya proses marginalisasi suku Dayak. Pendidikan yang minim dan sedikitnya warga Dayak yang bisa menikmati pendidikan mengakibatkan sedikitnya warga Dayak yang duduk di pemerintahan daerah. Pemerintahan daerah lebih banyak di pegang oleh warga pendatang.
2. Penempatan transmigran di pedalaman Kalimantan yang mengakibatkan singgungan hutan. Hutan bagi masyarakat Dayak adalah tempat tinggal dan hidup mereka. Ketika transmigran ditempatkan di pedalaman Kalimantan, dan mereka melakukan penebangan hutan, kehidupan masyarakat Dayak terganggu. Sejak tahun 1995 para transmigran di tempatkan di pedalaman Kalimantan, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang selalu menempatkan transmigran di pesisir. Para pendatang baru inilah, yang dikenal keras dan pembuat masalah, tidak seperti pendatang-pendatang sebelumnya. Selain soal transmigrasi, pemerintah juga telah memberikan keleluasaan bagi para pengusaha untuk membuka hutan melalui HPH.
3. Masyarakat Dayak kehilangan pijakan, terganggunya harmoni kehidupan masyarakat Dayak mengakibatkan masyarakat Dayak kehilangan pijakan. Kekuatan adat menjadi berkurang. Kebijakan-kebijakan pemerintah telang menghilangkan/mengurangi identitas mereka sebagai masyarakat adat.
4. Hukum yang tidak dijalankan dengan baik mengakibatkan banyaknya terjadi tindak kekerasan dan kriminal yang dibiarkan. Proses pembiaran ini berakibat pada lemahnya hukum dimata masyarakat, sehingga masyarakat menggunakan caranya sendiri untuk menyelesaikan berbagai persoalan, diantaranya dengan menggunakan kekerasan.
Ponpes yang diasuh Haji Mat Lurah ini juga dijadikan tempat berlindung banyak warga Madura. Warga Madura di kecamatan lain pun tidak lepas dari buruan. Misalnya, Kuala Kuayan. Ratusan korban jatuh dengan kepala terpenggal. Kini, warga Dayak praktis menguasai hampir seluruh wilayah Kalimantan Tengah. Kecuali Pangkalan Bun. Kota ini aman karena hampir tak ada warga Madura yang tinggal di semua kota kecamatan. Penghuninya, saat itu, banyak yang lari menyelamatkan diri ke hutan, baik Palangkaraya, Sampit, maupun Samuda.
Bohong, kalau Gubernur Kalteng Asnawi Agani mengatakan orang Madura yang tewas 200 orang, meskipun itu informasi yang datang dari Posko Sampit. Hal ini dikatakan sejumlah orang Madura yang ikut naik KRI Teluk Ende 517. Dalam pelayaran menyusuri Sungai Mentaya (70 km), ABK dan pengungsi bisa melihat puluhan mayat yang mengapung di sepanjang sungai, dan sejumlah bangunan rumah warga Madura dan Pasar Sampit/Pasar Ganal yang tinggal temboknya yang hangus.
Dikatakan seorang pengungsi yang bekerja di penggergajian kayu, PT Sempagan Raya Sampit, Abdul Sari (30), bahwa yang tampak di sungai saja ada puluhan yang mengapung dan tersangkut di pinggir. Sementara yang hanyut dan tenggelam lebih dari 200 warga etnis Madura. "Ini baru yang di sungai, belum yang terserak di pinggir sepanjang Jl. Masjid Nur Agung saja tidak kurang dari 200 mayat," katanya.
Sementara di Jl. Sampit Pangkalan Bun, saat ini masih banyak mayat yang bergelimpangan di tepi jalan. Mayat-mayat itu hanya ditutupi dengan batu koral yang dibungkus karung sak. Tidak ada yang menolong untuk dimakamkan, kami tidak mungkin untuk melakukan itu. Sedang untuk bisa lolos dari kejaran dan tebasan mandau Dayak saja sudah bersyukur.
Abdul Sari juga mengatakan, sekarang pasukan Dayak tidak lagi membedakan siapa yang akan dibunuh. Awalnya yang diserang hanya etnis Madura, tapi kini semua pendatang, termasuk orang Jawa, dan Cina. Mereka bukan hanya ditebas lehernya saja, tapi juga dipenggal jadi beberapa potong.
Di mata etnis Madura, polisi setempat sudah kehilangan kepercayaannya lagi. Mereka (warga etnis Madura) mengaku, siangnya di sweeping dan senjatanya disita petugas, dan mereka (petugas) mengatakan, semua sudah aman dan tidak ada apa-apa lagi. Maka warga etnis Madura di Jl. Sampit Pangkalan Bun tenang-tenang saja dan percaya pada petugas. Ternyata malamnya diawali dengan suara kuluk,... kuluk,... kuluk,... sebentar kemudian pasukan Dayak muncul dan membunuhi warga Madura. Tidak ada yang tersisa, mereka yang menyerah maupun yang lari dibunuh. Umumnya mereka diserang pada malam hari, ratusan Dayak dengan suara kuluk..., kuluk..., sambug-menyambung muncul dari segala penjuru.
Esoknya warga etnis Madura mati mengenaskan dengan badan tanpa kepala lagi. Parebuk Menurut warga etnis Madura yang ikut KRI Teluk Ende, Sopian (56), warga yang banyak mati dari daerah Parebuk, Semuda. Karena warga Madura yang ada di sini tidak menghindar tapi melakukan perlawanan sengit. "Saat ini di sana yang tersisa tinggal wanita dan anak-anak," kata Sopian.
Sopian yang datang ke pengungsian dengan jalan menyusuri sungai mengatakan, dia berjalan sambil sembunyi-sembunyi di antara pohon hutan yang cukup lebat. Ternyata setelah 7 hari di pengungsian ia hanya melihat beberapa warga Madura dari Semuda. Berarti ada sedikitnya 500 orang Madura yang tewas melawan Dayak di Semuda. "Kalau masih hidup seharusnya perjalanan mereka tidak lebih dari satu atau dua hari saja," kata Sopian.
Sopian bersama pengungsi lain yang ada di pengungsian pun mengaku masih dibayang-bayangi pasukan suku Dayak. Bahkan ada isu bahwa kamp pengungsian di halaman Pemda Sampit akan diserbu oleh Dayak. Hal ini membuat warga Madura yang ada di pengungsian menjadi resah, di samping mereka sudah ketakutan, juga mereka sudah tidak memiliki senjata lagi.
Menurut Kilan, sejumlah orang Dayak membawa mayat orang Madura dengan geledekan keliling kota. Tidak sampai di situ, geledekan yang berisi orang Madura ditinggal begitu saja di depan Polres Sampit, Jl. Sudirman. Kekesalan warga Madura terhadap oknum polisi di Polsek Jl. Ba Amang Tengah semakin menjadi, seperti yang diungkapkan oleh Somad yang mendatangi kantor Polsek. Ia minta perlindungan setelah dikejar-kejar oleh sekitar 50 Dayak, Somad minta diantar ke tempat pengungsian. Kapolsek bukannya menolong tapi justru memanggil Dayak yang ada di sekitar situ. Somad mengaku lari ke belakang, dengan melompat lewat pintu belakang Polsek ia akhirnya lolos lari ke semak-semak. Ia sempat merangkak sejauh 300m sebelum lepas dari kejaran Dayak dan lari ke hutan. Dari hutan ini ia menyusuri tepian hutan dan akhirnya sampai ke tempat pengungsian. Ia pun bersyukur karena bisa ketemu dengan anak istrinya.
Seorang pengungsi, Choiri (40), dari Pasuruan mengatakan, ada peristiwa yang sangat mengenaskan dari daerah Belanti Tanjung Katung, Sampit. Sebanyak 4 truk pengungsi Parengkuan yang dibawa oleh orang yang mengaku petugas dengan mengatakan akan dibawa ke tempat penampungan pengungsi di SMP 2, akhirnya dibantai habis. Ternyata mereka yang mengaku petugas adalah pasukan Dayak, orang Madura disuruh turun dan dibantai. "Jika tiap truk berisi 50 pengungsi berarti ada 200 pengungsi yang tewas dibantai," kata Choiri.
Choiri mengatakan, yang dibantai itu semuanya wanita dan anak-anak. Begitu jemputan yang kedua tiba, yang diangkut adalah orang laki-laki dewasa, justru mereka selamat tidak di tempat pengungsian karena dikawal oleh Brimob dari Jakarta.
Liar Pengakuan seorang pengungsi, Titin (19), asli Lumajang, yang tinggal di Jl. Pinang 20 Sampit mengatakan, suaminya yang asli Dayak Kapuas yang kini ikut pasukan Dayak. Ia menceritakan, suaminya pernah bercerita padanya, mengapa orang Dayak menjadi pandai berkelahi dan larinya cepat bagai kijang. Awalnya suaminya enggan menjadi pasukan Dayak untuk membunuhi orang Madura. Tapi karena dihadapkan pada satu di antara dua pilihan, jadi pasukan atau mati, terpaksa suaminya memilih jadi pasukan Dayak. Saat itu ia disuruh minum cairan yang membuatnya ia menjadi berani, kemudian alisnya diolesi dengan minyak yang membuat ia melihat bahwa orang Madura itu berwujud anjing dan akhirnya harus diburu dan dibunuh. Makanya orang Dayak tidak punya takut, tidak punya rasa kasihan, ini menurut Titin karena sudah diberi minuman dan olesan minyak tertentu. Sehingga mereka mirip dengan jaran kepang yang sedang kesurupan, mungkin mereka kerasukan roh nenek moyangnya dan membunuh sesuai dengan perintah panglima perang suku Dayak.
Analisa
Prof H.K.M.A Usop, mantan Rektor Universitas Palangkaraya yang kini sebagai Ketua Presedium Lembaga Musyawarah Dayak Daerah Kalimantan Tengah (KPLMDDKT), mengakui kalau banyak pelanggaran, tindakan kriminal yang merugikan harta dan nyawa orang Dayak. Sebetulnya, setiap kali terjadi bentrok selalu diakhiri perdamaian. Tapi, setiap kali pula warga Madura melanggarnya. Begitu seterusnya. "Paling tidak sudah ada 15 kali perdamaian. Tapi, hasilnya sama selalu dilanggar warga Madura," kata Usop saat pertemuan tokoh masyarakat Dayak dengan DPRD Kalteng. Bahkan, saat pembuatan jalan Palangkaraya-Kasongan terjadi bentrok Dayak-Madura, tepatnya di Bukit Batu tahun 1983. Setelah bentrokan reda, dibuatlah perdamaian antara tokoh Dayak dengan tokoh Madura. Ada satu poin penting dalam perjanjian itu. Yakni, Warga Madura dengan sukarela akan meninggalkan Kalimantan Tengah jika melakukan pertumpahan darah terhadap warga dayak. Tapi, berkali-kali ada pertumpahan darah warga Madura jangankan pergi tapi makin banyak berdatangan ke Kalimantan. "Dokumen itu yang kini sedang kami cari," tambha Usop.
Menurut Dr Thamrin Amal Tomagola, sosiolog dari Universitas Indonesia, ada empat faktor utama akar konflik di Kalimantan, yaitu;
1. Terjadinya proses marginalisasi suku Dayak. Pendidikan yang minim dan sedikitnya warga Dayak yang bisa menikmati pendidikan mengakibatkan sedikitnya warga Dayak yang duduk di pemerintahan daerah. Pemerintahan daerah lebih banyak di pegang oleh warga pendatang.
2. Penempatan transmigran di pedalaman Kalimantan yang mengakibatkan singgungan hutan. Hutan bagi masyarakat Dayak adalah tempat tinggal dan hidup mereka. Ketika transmigran ditempatkan di pedalaman Kalimantan, dan mereka melakukan penebangan hutan, kehidupan masyarakat Dayak terganggu. Sejak tahun 1995 para transmigran di tempatkan di pedalaman Kalimantan, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang selalu menempatkan transmigran di pesisir. Para pendatang baru inilah, yang dikenal keras dan pembuat masalah, tidak seperti pendatang-pendatang sebelumnya. Selain soal transmigrasi, pemerintah juga telah memberikan keleluasaan bagi para pengusaha untuk membuka hutan melalui HPH.
3. Masyarakat Dayak kehilangan pijakan, terganggunya harmoni kehidupan masyarakat Dayak mengakibatkan masyarakat Dayak kehilangan pijakan. Kekuatan adat menjadi berkurang. Kebijakan-kebijakan pemerintah telang menghilangkan/mengurangi identitas mereka sebagai masyarakat adat.
4. Hukum yang tidak dijalankan dengan baik mengakibatkan banyaknya terjadi tindak kekerasan dan kriminal yang dibiarkan. Proses pembiaran ini berakibat pada lemahnya hukum dimata masyarakat, sehingga masyarakat menggunakan caranya sendiri untuk menyelesaikan berbagai persoalan, diantaranya dengan menggunakan kekerasan.
sumber dari : http://archive.kaskus.co.id/thread/2208967/0/kerusuhan-kerusuhan-sipil-di-indonesia
keji banget tuh, ngeri kepala manusia kaya mainan dan kaya sampah aja..
BalasHapusakibat rakusnya org madura yg slalu buat onar dan merusak lingkungan
BalasHapusJek ben saromben conk
HapusMadura mah mmg sumber masalah! Tdk tau diri!
Hapusambu pon jek lajjeni pole
Hapusmadura bikin resah
BalasHapusHeyyyy jangan salah sangka dulu broo
HapusCoba lihat dulu jangan asal ngomen mulu
Q asli madura
Memang knyataan watak nya madura sperti itu. . .wajar saja,
Hapussyukurin....pendatang sok...
HapusBeny asli madura?klok km asli madura mw ap trus?haha
HapusBetul itu.. Bukan nya sy sok tau tapi memang dri sepengetahuan saya orang madura gak ada yg mau dikalah kalo soal bicara.. Yg perempuan nya aja udah tau suami orang tapi masih di ganggu juga.. Bahkan biarpun laki-laki nya udah gak mau sama mereka tapi mereka bersikeras harus mendapatkan lelaki itu sampai mengancam segala.. Orang madura harus di beri pelajaran kalo di kampung orang jangan mau jadi sok penguasa donggg
HapusOrang madura memang seperti itu.. Tidak tau di kampung orang tetap saja mau sok berkuasa... Yg wanita nya pun seperti itu.. Meskipun sudah tau itu suami orang tapi tetap saja mereka ganggu.. Meskipun lelaki nta tdk mau tapi mereka tetap memaksakan kehendak untuk memiliki.. Gak tau malu.. Sy tau karena saya punya pengalaman dengan orang madura jadi gak usah di ceritain lagi kalau soal sifat orang madura sudah tau saya.. Makanya madura gak pernah berkembang..
HapusMakanya low pya suami dijaga biar gak jelalatan?low gak pya suami di bwk truuus kyak gantungan kunci?low gak taruh suaminya di bh ya biar gak diliat am orang?q asli madura brooo?
HapusWah parah ni orang.. memang betl orang madura gk mau kalah kalo soal bicara.😒
HapusWah parah ni orang.. memang btl yah orng madura gk mw kalah klo soal bicara
HapusHati hati kalau bicara jangan kayag anjing asal menggonggong......dasar emang anjing semua kalian
Hapustapi kalau ngebunuh anak-anak yang gak tahu apa-apa emang bisa dibenerin? kedua belah pihak sama-sama salah. gak usah bela yang ini atau yang itu lah...
Hapusbisa nih di penggal
HapusJhek colok binik kabbhi...
Hapussaya setuju dengan apa yang dilakukan warga dayak, memang warga madura suka sewenang-wenang jika sudah banyak orangnya dan tidak ada yang jantan..mainnya keroyok.. carok pun hanya kedok karena setelah carok yang menang pasti di keroyok..
HapusMadura anjing woy beny mati aja lu war anjeng madura ama daerah ane
HapusMhon maaf ini kn sosmed, tlg lbh sopan.... Qt dciptakan memank berbeda2 tp intix saling menghormati
Hapusmakanya..saya himbau kepada suku suku pendatang sudah menjadi keharusan kepada warga pendataan ,dimana bumi dipijak disanalah langit di junjung,
BalasHapuspendatang klo songong sama warga stempat ya bgtu nasibnya...
BalasHapushati2 dengan perkataan anda
BalasHapusBisakah orang Madura mengambil pelajaran dari peristiwa ini?
BalasHapusGa bisa sbb orang madura bodoh2 ga bisa mikir pake otak bisanya pake clurit...
Hapusmerindingg
BalasHapusBuhan madura bpandir nyaring2,mkanya urang kada katuju
BalasHapusBujur bangat sanak ae...
HapusBila perang buhan banjar sugihnya hahaha
Hapuswow
BalasHapusmerinding ane min hiiiiiiii
BalasHapusseharusnya dimana bumi dipijak disanalah langit di junjung..warga pendatang jgn menguasai hak org org pribumi...inilah akibatnya
BalasHapusOrg madura selalu sukses mrantau kmna mana. Krna org madura g da kata malas
BalasHapusKamu orang madura ya... ditempat ku madura miskin"
HapusOhh gitu yaa... Hebat
HapusBnyk banget orang madura miskin
HapusGak ada kata malas tapi yang ada kata ingin menguasai kalimantan gak bisa dong harus sadar diri dong kalau hidup nya numpang di daerah orang
HapusSubhanaAllah kite kembli kpda yg mha kuasa smoga jd pandangan buat kite semua froom mlysia fb alfin jaya
BalasHapusJika bertamu ke rumah orang, jadilah tamu yang baik dan santun. Semoga damai selalu menyertai bumi kita.
BalasHapusJika bertamu ke rumah orang, jadilah tamu yang baik dan santun. Semoga damai selalu menyertai bumi kita.
BalasHapussebenernya kejadian bisa dijadikan pelajaran bagi para pendtang/perantau, jadi bukan hanya untuk suku yang bersangkutan saja dikejadian sampit, jika yang datang dengan cara baik tuan rumah akan bersikap baik
BalasHapusyang penting jangan berurusan sama orang batak , bisa habis luar dalam kalian semua
BalasHapusHoi aku batak
HapusAda masalah apa bawa" batak ?
Batak di kenal saling menghargainya modal pergaulan pun hidup, jangan asal bekicau
Orang batak adalah kawan yg paling setia.. Meski saya org padang saya suka brteman dgn orang batak.. kau hanya tau sisi buruk dr org batak saja.. kenali sisi baiknya makanya
Hapusyang penting jangan berurusan sama orang batak , bisa habis luar dalam kalian semua
BalasHapusintinya, budi luhur
BalasHapusSatu negara , itu kunci nya ,
BalasHapusDamai selalu sekarang ini..jadikan hikmah / pelajaran walaupun itu sejarah kelam bagi bangsa Indonesia ..sebuah tragedi yg sangat tragis
BalasHapusdi mana dunia melihat ..menyimak dan menyorot kejadian sampit ..semoga suku(khusus etnis yg menderita mendapatkan hidayah Nya
lieurr....
BalasHapuskalau tidk tau masalahnya mending diam saja
BalasHapusHabis akan madura
BalasHapusBiar jadi pelajsran etnis madura...bnyak kurbsn
BalasHapusMemang kebanyakan orang madura arogan... Di palembang pun sama... Mereka arogan sekali dan sok hebat...
BalasHapusBangga Jdi Orang Dayak
BalasHapusLove Dayak, Om gua Ikut Dlm Penebasan Kepala
Tdi Semoga Gk Terjadi Lgi
Orang dayak cinta damai tapi sekali kaubuat masalah maka darah di bayar darah nyawa di bayar nyawa
BalasHapusHdup d tnh org
BalasHapusMncri rezeki d tnh org
Tp malah mau menguasai
Siapa yg gk geram
Sdhlh pndatang mau brkuasa plak...taik lh
BalasHapusBntar lgi d sumatra org jawa akan di usir...g prcya..?? kta liat aja
kenapa orang jawa di usir? , setauku orang jawa santun mas, beda dengan tetangga sebelah
HapusTidak spendapat dgn anda, sya asli pribumi kalimantan, org jawa memang brkuasa d'pulau" lainnya, tpi kekuasaan mereka tuh krn kepintarannya n kerja kerasnya bukan krn kesombonganya.
HapusMereka d'kenal suku sopan d'kalimantan.
Kami asli pribumi kalimantan menegaskan, anda sopan, kami segan.
Kami sgt menghargai org yg sopan.
Tpi apabila anda jual, kami beli tanpa tawar menawar.
Sabar ada batasnya
Woy firkri.akan ku caru km...awas.provokator babi
HapusAkan laporkan ke jubir jokowi.masalah ini
HapusMasalah orang jawa akan di usir dari pulo sumatra akan kmi catat.dan akan di tindak.fikri ancaman 15 tahun
Hapusallah akbar..kita d lahirkan d dunia..untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan nya...satu nusa satu bangsa..darah kita sama warna merah....makananan kita sama2 nasi...intinya kita saling sopan dan saling menghargai.dari kita masih d bangku Tk..sampai kita sarjana..kita orang berpendidikan.kita cukup WOLES jalankan kehidupan masing saja.
HapusGa bkal ada yg mau ngusir orang jawa karna kami orang jawa menjunjung tinggi tata krama dimna kmi berpijak. Jika kami tidak pintar maka kami tidak akan dipercaya mimpin negeri ini.
Hapusmng itu sma2 slah, bca baik2,
Hapuspertama anak btengkar, trus orang tua ikut, trus ortu madura d bnuh dayak, trus masura mmblaas, krna gg kluar yg mmbunuh, yg gg tau apa2 kena imbasnnya,
dan orang madura jg nntang dyak,
jd suki dyak tpncing dan trjadilah hal yg demikian, kita sebangsa setanah air, jgalah persatuan,, kli bertamu harus baikz tau diri, tuan rmah jg hrus mnhormati, dan tdk semena2,,
saya dr sumatra barat, lhat orang kmi orang minang k negri orang,
malaysia walaupin jhat k tki, tp kmi dr mnang, gg pernah mngalami yg kyak gtu,
kli kita dtng k negri orang, bkn buat kekacauan, tp buat lh prubhan mnjadi lbih baik, ntuk kita dan skitarnya
menjunjung tinggi tata krama ? bagaimana dengan konflik Aceh ? tata krama kah ?
HapusOrang jawa banyak suku.a xontoh.a suku sunda suku sunda pada ramah klo di negri orang bahkan auku sunda selalu ngalah dalam hal apapun saya juga pernah merantau ke sumatra tepat.a di bangka bahkan kami suku sunda di juluki orang yg ramah.
HapusLove suku sunda
Jgn sling membanggakan dri y kwan2......klo dr crta d ats tu klo mslah anak y ank z, org tua g usah ikt campur. Jgn membanggakan suku sndri n merendahkan suku laen, asal qt bs bergaul n mnjga dri qt dmn berada pst allah brikan jlan terbaik kok, g prlu brmusuhan.... Love damai
HapusMasya allah , allahhuakbar . Miris baca nya
BalasHapusSuku pendatang baik2 ya di sumatra terlebih di kabupaten langkat dan asahan. Kamu suku pendatang hargai pribumi melayu dan batak.
BalasHapusorang jawa gak bakal mukul sebelum di pukul duluan,itu pegangan kami
HapusJaga sikap di tanah kalimantan.!!!
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusSeharus nya kita sebagai warga indonesia tidak boleh menunjukkan sikap etnosentrisme... karena itu berbahaya di banjarmasin d tempat saya juga terjadi kerusuhan antara dayak dan madura kemaren pada tgl 28 feb 2016 ...tetapi itu bisa diatasi dengan mudah ...mereka sfh berdamai karena dayak sekarang modern n udah pinter2 jd mereka sekarang tau mana yg baik n mana yg buruk.. sebalik nya jg seperti madura....
BalasHapusKita indonesia... kita satu nenek moyang....
Karena dayak - melayu tua
Madura - melayu muda
Jd sama serumpun.... jaya indonesia... bebas kan dari pikiran untuk melakukan konflik n kekerasan
Seharus nya kita sebagai warga indonesia tidak boleh menunjukkan sikap etnosentrisme... karena itu berbahaya di banjarmasin d tempat saya juga terjadi kerusuhan antara dayak dan madura kemaren pada tgl 28 feb 2016 ...tetapi itu bisa diatasi dengan mudah ...mereka sfh berdamai karena dayak sekarang modern n udah pinter2 jd mereka sekarang tau mana yg baik n mana yg buruk.. sebalik nya jg seperti madura....
BalasHapusKita indonesia... kita satu nenek moyang....
Karena dayak - melayu tua
Madura - melayu muda
Jd sama serumpun.... jaya indonesia... bebas kan dari pikiran untuk melakukan konflik n kekerasan
KALIMANTAN ITU RAMAH,TP LOW AD YG JUAL PSTI KAMI BELI!!
BalasHapusHeeem
BalasHapusMenurut aku , kejadian di atas tak seharusnya terjadi bila di selesaikan secara baik baik dan tak seharusnya dengan darah maupun nyawa karna itu sama sama merugikan suku dayak maupun madura , bukan bermaksd menyindir dayak dan madura hanya tak sepantasnya di perlihatkan atau di percontohkan karna bissa menimbulkan konflik kembali dan takkan berhenti , aku harap kejadian di atas takkan terjadi lagi , hidup makmur indonesia salam wiji
BalasHapusAlhamdulillah kasus dayak madura kemarin dh kelar.
BalasHapusDemo k'polres smpe k'kampung halaman (paser)
Sempat gempar krn mereka mengancam ngasih wktu 20hari.
Apabila tdk ada keadilan mka tragedi perang sampit akan trulang kembali.
Tpi alhamdulillah smuanya dh tratasi.
Jaga Tatakrama Sopan santun dan saling Menghargai.. Mudah Mudahan Dimanapun Bisa Hidup dengan Damai Sentosa.
BalasHapusSalig menghargai Menghormati Dan Saling Menjaga Itu Saja Sudah Cukup.
BalasHapusambil hikmahnya saja...
BalasHapusjanji itu perlu ditepati...
jangan pernah lupakan sopan santun dimanapun dam dengan siapapun....
Jadikanlah pelajaran.
BalasHapusYg komen ngmongx gtu smua wjar aj konflik trjadi pada berfikir kerdil dan sempit, di mna2 nmax rusuh gak ad untungx smua d rugikan jgn ributkan mslh pndtang atau org asli tanah yg di injak bukan milik klian itu milik tuhan sang pencipta, apa kh ad agma yg mmbenarkan mmbunuh sesama mnusia, itu smua konspirasi stiap konflik psti ad yg mnghrapkan keuntungan jdi smua jgn prnah trpngruh dgn pengecut2 yg main d blik layar sbuah konflik
BalasHapusMemang orang madura seperti itu.. Maaf yaah bukan nya sok tapi dari pengalaman sy dengan orang madura makanya saya tau bagaimana sifat asli mereka.. Orang madura itu gak mau di kalah kalo soal bicara.. Apalagi yg perempuan mereka itu biar udah tau suami orang tapi tetap aja mereka ganggu,, biar pun lelaki itu gak mau sama mereka tapi mereka tetap memaksakan kehendak mereka untuk memiliki.. Dan lagi mereka itu selalu memaksa dan mengancam kalo tidak dituruti keinginan nya,, harusnya orang madura itu tau diri dong kalo lagi di kampung orang gak usah sok!!
BalasHapusQ aja pendatang mazz.. Prinsipq gak bakal ngerebut suami orng.. Yg pcran aja q gk brani ngedekettin aplgi yg udah berkeluarga.. Takutlah mazz takut di blng murahan n gak da cwok lain.. Malah q tkut sma orng sni gak brani macem" dan tkut di apa"in
HapusKalau ga mau kalau soal biara ya sudah diakhiri sj, ga perlu ditnggapi. Ga berguna juga kn? Mendingan ngaji yg benar naseht untuk sy pribadi utamanya dan untuk kita semua
Hapushau hau, sadang sudah, urus diri masing masing, amun ribut kada jadi hasil, sudah tuntung masalah, besyukur- lain kisah kaya sampit, sadang ae jaga rumah masing masing,asah parang landap landap.. kyt ae.. ^_^
BalasHapusPAlSU. argumen gak ada dasarnya. kalau emang nyata berikan bukti secara fisik. cerita karangan sendiri. hanya ingin rusuh saja.
BalasHapuspasti yg memosting ini
musuh dalam selimut. yg ingin memecahkan kembali pertumpahan dara di tanah air.
Masa lalu biar jadi pelajaran broo ,,semua suku ada klebihan ada kekurangan tapi tetap 1 indonesia..
BalasHapusawas. . provokator. . bisa jd itu negara tetangga. .
BalasHapusSemua slah.. klo dpndg dri sisi agama g ada yg nmnya membunuh itu g dosa. . dan Awas.. "ADA PROVOKATOR DBLIK SMUA ITU. . MUNGKIN. .NEGARA TETANGGA " yg juga sllu buat onar. . ama Indo.
BalasHapusEmank madura tidak bisa membawa diri di kampung orang,,, emang udah keturunan nya kali ye....dari nenek moyang nya...ratakan saja hahaha.....
BalasHapusTrus apa bedanya anda sm mereka? Komentarmu cerminan sikap dan kepribadianmu. Jgn mempermalukan diri sendiri
HapusSangat miris ngeliatnya..
BalasHapusTapi saudara2ku seindonesia..
Tragedi lama biarlah jd sebuah pljaran untuk saling menghargai
ambil hikmahnya sajo..
BalasHapusIni yang komen kebanyakan anak smp kali ya?
BalasHapusNgandalin otot, masa puber tak terkontrol+pendidikan prematur?
Ane asli batak mandailing, tapi masalah berantem bagi ane itu kerjaan orang2 bodoh.ente mau diakui jago kelahi? Ane mah milih dihargai,dihormati dan timbal balik.
Ane lebih suka damai.
Kemana2 ane pergi ane punya teman.
Kalo ente2 banyakan musuh enak gitu?
Madura Emang Nya Mau Datang Di Singkawang?
BalasHapusKami orang batak cinta perdamaian MCD Medan Cinta Damai
HapusLest gone be by gone...yg lalu biarlah berlalu..ambil hikmahnya aja...dan ambil segi positifnya aja oce....salam satu nyali Indonesia huak
BalasHapusBelajar lah tatakrama sopan santun nya orang sunda cinta damai dan suka bercanda tpi terus terang orang" jawa emang nyebelin sumpah greget ^_^
BalasHapusAsalamualaikum tolong jangan lecehkan orang jawa anda greget sma orang jawa ya tanyai dlu alamatnya mna yg bikin anda greget ..semua yg tinggal di jawa jadinya tersinggung saya sebagai orang jawa yg beralamat di yogyakarta tidak terima anda melecehkan orang jawa anda bilang orang jawa kaya itu berarti anda menyinggung semua orang jawa.. anda tau jawa tengah dan yogyakarta orang2 di dalam daerah tersebut terkenal sopan santunya jadi saya sebagai orang yg tinggal di yogyakarta merasa tersinggung di bilang kya itu.. ingat tanyai dlu orang jawa yg bikin km greget ..jangan asal bicara!!
HapusKepala ke bawah, buntut ke ngikat dan melingkar keatas, coba liat kalau orang jawa (maaf) menunjuk, pasti pakai ibu jari, telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking pasti dilipat, artinya yang dikasih satu, yang digemgam empat, hahaha, maaf,,,,,
HapusLebih baik mslh yg ud lewat lupakan saja, jgn d ungkit2 lg, mengungkit berita tentang dayak dan madura spt ini tdk akan memberi hal positif melainkan memancing emosi pembaca dan provokasi.. Terbukti hampir semua komen d atas lebih mengarah k keributan
BalasHapusJika betul adanya ilmu kekebalan itu..tolong kebalkanlah orang* d palestina agar mereka bisa hidup tanpa rasa takut terancam oleh orang* yahudi ..#save
BalasHapusGa boleh mas, mereka yg melakukan ilmu kebal itu syirik. Dr syaitan. Azab yg pedih menanti mereka. Jgn rusak tauhid saudara kita di palestina, biarkan mereka mati secara syahid dan dicintai tuhannya
Hapusintinya kta sling menghargai
BalasHapus....klau kta wrga pndatang..kta hrus thu dri..kta hrmati pnduduk pribumi..jngan prnah mnjdi raja d rmh orang...
Hahahahs
BalasHapus"DAMARXIS" Dayak & Madura Exis,,,,,
BalasHapusMudah-mudahan tragedi sampit tidak terulang lagi,,,,,,,,,,
tidak semua orang madura itu seperti apa yang kalian pikirkan,,,(muhyi)
Makanya kalau di kampung orang jangan sok jago dan berkuasa,ujung-ujungnya kena batunya sendiri
BalasHapusHidup kalimantan asiek
BalasHapusAda yg tau gk ini tragedi tahun berapa?
BalasHapusTerima kasih
Kmi bangsa aceh,g prnah mmbiarkan tranmigrasi mnempati tanah aceh,akan kami bunuh dan usir klian hidup ataupun mati,,transmigrasi gak ada tmpat d aceh,,cam kn itu
BalasHapusAllhamdulillah Cirebon.. Damai dan tentram
BalasHapussadulur keneh mang sareng bumi BANTEN damai
Hapusmadura emang sedikit berbeda pnerangai dan sifatnya, tapi masa harus membunuh semua etnis hanya karna beberapa orang yang punya perangai seperti itu, banyak orang madura yang juga sopan santun, sungguh kejam, semoga dalang semuanya dan yang pernah membunuh dibalas semua oleh yang maha kuasa, agar jera diakhirat sana, janganlah merassa benar dengan sesuatu yang salah..
BalasHapusCoba intropeksi diri deh warga madura ..
HapusSuka ngerampas tanah .. katanya tanah tuhan ..
Kalau tanahnya sendiri di ambil gk boleh ,
Ckckck dah pada jago smua neh yg komentar2. Ada yg komentar mnyalahkan inilah itulah, ada yg sok bijak, ada yg ga da hbunganx sama skali ikut cari prhtian. Lnjutkan krjaan klian yg ga brguna wkwk
BalasHapusTrus lu singgah disini cuap2 sok alim tdk berguna, buat apa...urus idupmu sana goblok
Hapusq asli dayak...
BalasHapusbwt sku madura taw suku mna pun itu...
hargai kmpung orang...kmu d stu cma numpang...jngan sok kuasa,
kalian mnghormati kami, kami jga mnghormati klian...
thankz... 666
Makanya kalau mau jd jagoan naik ring di ufc, untuk siapapun manusianya
Hapusitulah makanya sdh dinasehati orangtua jaman dlu
BalasHapus"baik bepade-pade, jahat jangan sekali."
Intinya di manapun kita berada salinglah menghormati dan saling menghargai sesama. Indonesia dikenal karena beragam suku budaya dan agama.
BalasHapuspendatang harus menghargai pribumi. wajar kl terjadi hal diatas, manusia ada batas kesabaran asal tau aja orang kalimantan itu ramah2.
BalasHapusHore dayak memang the best ...
BalasHapusGoblok masalah gitu aja kok di terusin ..itu udah kadaluarsa postingan nya .. Jangan pada di terusin .. Sunda dan jawa Tetep saudara .jangan di dengarkan kata kata orang ini dan itu .biarin aja..
BalasHapusSadar diri n intropeksi diri di mana diri kita bawa lah gaya ayam betina atau pun seperti padi semakin berisi semakin merunduk jika pepatah itu kita pegang hidup kita akan selalu damai,ingat di atas langit masih ada langit,by borneo kalbar
BalasHapusTerlalu sadis. Aku sebagai orang jawa tulen..ngeri
BalasHapushei jangan seperti itu jangan saling menjelekkan suku kita indonesia bro
BalasHapusmanusia itu baik buruknya ga memandang suku, budaya
jangan mau di pecah belah karna peristiwa ini tetap rukun
sejarah yang menyisakan duka. padal Bokap Gua orang Dayak Ibu Gua orang Madura.
BalasHapustapi enak tuh gak ada apa-apa semua bisa di omongin baik-baik.
hidup indah bila saling menghargai
wahh udah pada jago niih.. kita gak usah bawa2 suku , mendingan loe loe pada ribut satu lawan satu deh ma gua.. loe2 berani cuma bawa2 suku adat..
BalasHapusKnp takut sma suku dayak??
HapusAlhamdullilah tenggarong aman damai suku kutai karta negara tdk pernah rusuh loa tebu khususnya
BalasHapusmudah2an kita semua bisa mengambil pelajaran dari peristiwa ini,,dan sebagai pendatang dari suku dan etnis apapun kita, selayaknya lah kita harus bisa menghargai adat dan budaya setempat pepatah "dimana bumi di pijak disana langit di junjung" jangan pernah kita lupakan,,,
BalasHapusambil pelajaran saja,, saya asli sunda,,, mana yg benar dan mna yg sakah cuma allah yg tau,,, di balik semua tragedi sampit patut di jadikan contoh buat kita semua,,, bahwa kekerasan tidak bisa menyelesaikan masalah,, yg ad membuat kita smua rugi,, bnyak korban madura yg berjatuhan dan munkin lebih dari 500 orang,,
BalasHapusSaya sebagai orang suku minahasa yg mempunyai satu ras dengan suku dayak.. thebest dayak pertahankan adat jangan sampai hilang di telan zaman
BalasHapusAsalamu'alaikum, selam sejahterah, Omswastiastu, hum ulun basuki, Semoga Kita semua diberikan kesehatan dan kesuksesan dalam menjalankan aktifitas Amin.
BalasHapusKita adalah sama-sama anak Negri walaupun berbeda suku, bahasa, kulit, dll tapi kita tetap satu (dinamakan Manusia) bukan yang lain. Kita yang diberikan kelebihan Akal dari pada mahluk lainnya sehingga kita seharusnya bisa berfikir sebelum melakukan tindakan (berhati-hati) dan tidak mengedepankan hawa nafsu (Serakah). Marikita saling menghormati.
kalau pesan guru saya "WAJIB KITA MENGHORMATI ORANG LAIN, DAN TIDAK WAJIB KITA MINTA DIHORMATI ORANG LAIN." Trims.wassalam.
Salam kenal saudara@Pasuruan.
Sudahlah...!!!
BalasHapusTidak ad pribumi dan tamu, karena bumi ini bukan punya loe pada...
Siapa yg salah atau benar, tinggal bagaimana cara kita menyikapinya..
Pokonya mari kita bernyanyi...
Lala lalala
awalnya cuman karena emosi kita dan kita tidak tahu akan menjadi sperti ini, kalau sudah terjadi sperti kasus diatas, sbenernya orang madura maupun orang dayak sama2 cemas dan tidak mau semua ini terjadi tapi...
BalasHapusyups, ingat saat nenek moyang kita sama-sama berjuang untuk mengusir penjajah dahulu...
kita satu kawan, kasus sperti ini harus kita pelajari dengan baik, DAMAI ITU INDAH.
Semoga Kita semua diberikan kesehatan dan kesuksesan dalam menjalankan aktifitas Amin. Salam dari pulau karimun jawa
BalasHapusPerkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Mohon maaf tp sy sebagai warga indonesia memohon pada kalian jangan saling mengejek kalian itu sma sma orang indonesia bukan orang jepang!!!!
BalasHapusHanya tuhan yang tau.
BalasHapusSetiap perbuatan pasti akan ada balasanya�� Allah maha tau Allah maha bijak ..
BalasHapusGimana negeri mau damai, lah wong masyarakat sendiri ngga mau sadar diri. Ngga di dunia nyata, maupun dunia maya masih aja saling umpat2an. Malu broo, udah bisa internetan tapi otak masih dongo!.
BalasHapusKlo mau komen pikir dengan matang, jgn asal njeplak. Malu diliat sama orang bule, satu negara malah saling bertengkar. Kalau sudah yah sudah, ngapain bikin ribut.
Semoga peristiwa tersebut menjadi pelajaran bagi kita semua, sesama saudara dalam kemanusiaan.
BalasHapusSaudara saya bersama teman-temannya dari Jawa Tengah pernah berjalan kaki melintasi Sumatera, Jawa, Madura, Bali bersama teman-temannya, dulu, tahun 60-an. Pulau Maduralah yang paling berkesan menurut mereka, sebab, sepanjang perjalanan di pulau itu, hampir semua orang di setiap rumah, menyapa, memanggil, dan mempersilakan mereka untuk singgah barang sejenak untuk makan dan minum walau ala kadarnya. Mereka disambut dengan keramahan yang luar biasa. Menginap pun cukup di rumah penduduk. Hal mana berbeda dengan di pulau lain, di mana mereka biasa mampir dan menginap di rumah kepala desa.
Amun ikam kada maulah sual awan ulun, ulun gen kada handak jua bahual lawan pian malah ulun maangkat dingsanak awan pian itulah sikap bubuhan kami
BalasHapusUrep iku kudune ayem tentrem lan berbudi luhur
BalasHapusDamai kami sepanjang hari..!!!
BalasHapusWar is OVER...
Podo rukun madura batak sampit dayak papua timor leste bali
BalasHapusKita 1 saudara kita sama
Kita indonesia
G usa main otot atau main senjata tajam
Kita indonesia semua satoe nusa satu bangsa
I Love u semua warga indonesia
Ono opo iki kok rame???
BalasHapusSaya dr jawa dan saya sangat kagum dengan kekuatan orang dayak .. Madura memang wataknya serakah tidak cuma di kalimantan saja dan ini fakta bahwa org madura ingin menjadi tuan rumah dimanapun mereka berada .. Saya pernah cekcok dengan org madura padahal saya gk melakukan kesalahan, tp akhirnya saya mengalah ..
BalasHapusBuat kalian semua ga sah adu argumen semua kuta adalah saudara, ga da yang di jagoin semua sama hanya kesadaran diri masing2 itu yg hrus di utamakan, bicara soal etnis kami di lampun lrbih banyak transmigrasinya(jawa,sunda,palembang,padang,madura,banten,bugis,bali,batak dll ) kami tak pernah rusuh karna pola pikir masyarakat yg ada adh berkembang jdi kenapa kita hrus berdebat harusnya masalah yg terjadi itu kita jadikan pelajaran buat kita semua, jgan masalah sepele kita buat menjadi besar tampa memikirkan akibat kedepannya yg bisa merugikan kita semua, mohon maaf kku ada kata2 yg menyinggung kaalian semua, kami suku Lampung tidak bersahaja dengan siapapun sekian terima kasih..
BalasHapusBumi ini punya Tuhan, manusia hanya bagian kecil dari penghuninya. Harimau membunuh karena lapar, manusia membunuh karena kehilangan rasa cinta kasih.
BalasHapusYang salah tuh tetap orang orang pendatang yang tidak mengikuti aturan tuan rumah, yang mengakibatkan marahnya tuan rumah
BalasHapusKmi dayak iban . "Agi idup agi ngelaban ", maaf ok hanya nak bri kata2 mohon maaf hihi . Jangan gaduh2 nanti susah .
BalasHapussaya orng jawa kakk sy orng kalimantan pedalaman ini yg posting tidak konduktif diada ada ceritanya memng perng terjadi antara dua suku dan memng benar orng madura lah yg salah petentang petenteng bawa clurit tai..nya,tp klw untuk orng jawa ikut dibantai anda salah bung orng jawa berbau kembang/bunga sedangkan madura bau sapi....kami jawa selalu segan di bumi manapun kami berpijak...kami tk takut dri suku apapun jika ada yg ingin membantai kami pun siap perng kami juga punya mistik jauh lbh mandraguna dri suku apapun...jngn slh....bung,untuk orng madura memng pantas dibantai...
BalasHapusAstaghfirullah al adzim ya allah..mohon di damaikan kehidupan di bumi ibu pertiwi ini...amiinn ya rabb
BalasHapusKami orang sunda selalu aman dimanapun,krn kami selalu hidup rukun dan menjungjung tinggi perdamaian dan persatuan.
Ya ALLAH SWT berilah petunjukmu dan kasihmu kpd kami semua bangsa indonesia agar senantiasa menjaga perdamaian dan persatuan...aminn ya rabbal alamiin
Ini tanah tuhan g da istilah'a pendatang pendating pendatung ..
BalasHapusIni tanah tuhan sobb .. indonesiaa bersatu klo mw maju g boleh bawa" etnis agama n ras qt satu indonesia bersatu agar tua warga nya bs kaya jgn suka bunuh"an n saling ejek .
besok gua maen kerumah lu, trus rumah lu gua acak2 marah ga lu ? kalo lu marah, tinggal gua bilang ini rumah Allah. hahaha
Hapuskalo mau maju harus punya rasa hormat. harus berendah diri semua suku.
Orang jawa dimana pun kalaupun diperantauan menjadi pemimpin akan berlaku adil, tidak adigang, adigung , adiguna dan akan menhargai warga pribumi bahkan akan membangun dimana dia tinggal, selalu menjunjung tinggi tepo seliro dan tenggang roso. Salam damai. Satu nusa satu bangsa,
BalasHapusDayak punya Mandau , Madura punya Celurit
BalasHapusSEDANG APA KAU ? AKU ABIS CEPIRIT :v
SALAM DAMAI DARI KAMI . Sumatera Barat
Orang jawa diam bukan brrti tak berani bung. Orang kalimantanpun mengakuinya tntang mistik kami orang jawa. Ilmu kami bisa digunakan dimanapun dipulau manapun dipenjuru samudra manapun. Anda boleh tnya tetua kalian dayak batak dll. Bisakah ilmu kalian digunakan di luar pulau ?!? Bahkan santet kami mampu menembus samudra. Jngan sekali kali menghina orang jawa. Orang jawa diam bukan brrti tidak brani. Dan threead ini jangan memprovokasi. Waktu perang itu tidak ada 1 pun orang jawa yg mati....
BalasHapusNumpang lewat, tetangga sebelah (Mal**sia, Sin****ura) pada tertawa melihat komen2 kalian yg saling menjatuhkan. Ahahaha
BalasHapusADUH SEDIH SAYA MELIHAT NEGERI INI..NKRI INI.....SUDAH HUTANG TRILIUNAN DOLAR.....ANTAR ELEMEN SUKU BANGSA SALING BERKELAHI DAN MEMBUNUH............IKI PIYE.....INDONESIA....NKRI......AYOLAH DAMAI....KEKAYAAN KITA...DI KERUK ABIS ORANG EROPA DAN AMERIKA.......PIYE IKI
BalasHapusPenyakit Watuk/Batuk bisa diobati boss,toko obat apotik banyak di pinggir jalan....la klo sdh kena penyakit Watakkk???? Beli dimana obatnya?????��..
BalasHapussaya orang INDONESIA,
BalasHapusBineka Tunggal Ika����
Krg lebih sama dgn cerita kami di sambas ,kal-bar
BalasHapusUjung2nya konflik
Tolong hormati kami sbg "tuan rumah"
Ini tanah Kalimantan cong!!
Beda pisan sama orang sunda ,orang sunda mah humoris someah aa nu ganteng mah meni pada galak
BalasHapusbangsat nih madura....mulai bikin ulah lagi ya....gua mutilasi lu kaya di kalbar
BalasHapushebat tuh ilmunya suku dayak, saya boleh ber guru gak?
BalasHapusini pin bb saya 5cdc93fb
oh..cerita bangsa dayak vs bangsa mandura sudah ku dengar dari kecil lagi,tapi aku tidak pasti mana satu yang betul,so aku melihatlah blog ini baru ku tahu cerita sebenarnya.
BalasHapusImak klo bebicara kada usah bawa2 suku. Kita ini indonesia satu . Yg dlu biarlah berlalu ini sama aja membuka luka lama .
BalasHapusSunyi sunyi am le, ela karena imbahas am masalah kelatuh. Itah ije bangsa Indonesia...
BalasHapusJadikan ini pembelajaran hidup yaa :)
BalasHapusWalaupun keduanya di rugikan, apa daya nya kita perpanjang masalah ini, toh akan menimbul kan perpecahan antara dayak sama madura :)
Ini cerita jadi pembelajaran aja bagi kita penerus bangsa, toh kalau di perpanjang juga tidak ada gunanya bagi kedua suku
BalasHapusSaya tidak pasti siapa yang betul atau salah, tapi bagi saya, kekejaman dan kezaliman bukan jawapan kepada semua masalah. Itu cara haiwan. Cara kita manusia yang bertamadun, duduk dan berbincang, mata pena lebih tajam dari mata pedang.
BalasHapusEpen kah ?????
BalasHapushidup kena merendah diri.. kalo hidup menumpang jgan sok mau jd penguasa tempat org...Hormati hak org lain.. jgan menindas... Mandura jadikan pengajaran kamu....
BalasHapusaku dari kecil dengar cerita Dayak vs Madura... byak org2 menyatakan Madura kaum yg xsedar di untung.. menumpang tapi gaya seperti bos.. berlebihan jika bekelahi... suka menindas kaum lain.. jika bbicara ngak mau kalah... patut aja dibalas oleh dayak sperti itu...
BalasHapustingkatkan pendidikan, ekonomi biar tidak tertinggal dr negara lain. Harusnya itu yang di kedepankan.
BalasHapusKebayakan di kalimantan bnyk pendatang sok jd jagoan ...
BalasHapusAku ja asa muar mlihat kaya buhan madura toh kaya di skolahn kwn sklas ja hndk jd penguasa ...
Kyp kd bari muar ...
Pas. Hndk mmbwai aku bkalahi ku tukari pas sdh jd malah hinip orng nya kd wani hadeh.ai
waktu kejadian itu sya di sna, jdi intinya sma2 salah. Damai itu lebih indah broo..
BalasHapuswey barudak ges ngopi can,, SALAM SAYAH, DARI TANAH BANTEN.
BalasHapusSaya orang dayak asli. Kami yg berdarah dayak tidak akn melakukan hal sekeji itu jika kami tdk d usik awalnya coba kalian bayangkan kami sebagai prubumi tdk pernah d hargai sebagai warga asli. Kami sudah berusaha sabar tpi semuanya sudah kewat batas sabar kami. Bkn untuk menghidupkn kmbali luka yg prnh terjadi saya hanya memberi sedikit pendapat saya disini. Smga kejadian seperti ini tdk terjadi lagi di daerah lain nya cukup kami rakyat dayak yg merasakan pedih nya.
BalasHapusAlhmdllh klo bgtu, smkin hri kn smkin pintar krna pendidikan bro. Senang dngarx
BalasHapusSemua etnis di tebas, bisa tunjukan sumbernya, atau anda hanya ingin menjelek"kan suku dayak, teman saya org jawa di mentayau hilir, dia sendiri bilang jawa & cina sama sekali gak di apa"in, malahan dia ngeliat dg mata kepalanya sendiri 3 org madura di kepung trus di hajar habis"an, jgn membuat berita hoax, seolah" madura gak salah apa" ..
BalasHapussebenar kdua belah pihak dlam keadaan emosi jadi justru mnyulut suana yg sedang mencekam,. jadi ingin mmbalas satu sama lain, coba kalo di musawarah dgan mendatangkan tkoh masing" untuk berunding pasti ga sdemikian, padahal orang jawa ada di pnjuru indonsia tapi ksususnya kami sbg warga jateng tak pernah trlibat konflik sprti dmkian.
BalasHapusSaya dari asli madura .sangat ikut perihatin terhadap kejadian ini.,apa yang terjadi di negri ini ?? Persatuan dan kesatuan sudah tidak lagi di terapkan . mau madura mau dayak keduanya sama" saling menyalahkan.. Ingat mau madura atau mau dayak .bumi kita tetap bumi INDONESIA . saudaraku.. Hati" pada penjajahan orang" luar karna yang di jajah mreka skrg bukan melalui perramg tetapi mreka ingin menjajah idiologi pancasila.. Bersatulah indonesia. Madura dan dayak .jika kalian bersatu.. Madura dengan keberaniannya yg tak pernah gentar fan dayak dengan ilmu nya .. Jadikan indonesia macan asia kembali saudara . hidup indonesia ��indonedia
BalasHapusWah jadi ingat kerusuhan sampit...
BalasHapusKejadianNya kan udah lama,baik-baik aja sudah,kami orang dayak ga akan sekeji itu bila suku lain ga mencoba menginjak harga diri bumi tambun bungai kami..bukannya sebagai pendatang itu harus tau di mana dia berpijak...coba g di usik mandau kami ga akan melayang..
I Love Kalimantan yang masih menjunjung adat istiadat dan Alam. Pertahankan Alam indahmu dan Paru-paru dunia.
BalasHapusSalam,
Asli Jawa Tengah
Cobalah datang kepulau Madura,biar klian tau watak dan adat orang madura,sebelum klian menghakimi orang madura,,krna klian hnya mngetahui skilas dan tdak tau apa" ttg adat,srta sifat orang madura..salam damaii..
BalasHapusSalam paduluran dayak.
BalasHapusJawaTimur Ponorogo☺
Kuluk...kuluk....
BalasHapusDamai itu indah bro
BalasHapusOrang pendatang ke daerah tanah sunda dengan cara songong!!! Pasti abis lah sama balad padjajaran ..
BalasHapusGue org jawa ..untuk madura cuman smpah indonesia .....d mna kita berbijak pasti ktmu org mdura
BalasHapus